Kita mungkin bertanya, kenapa masih banyak orang yang tidak percaya kepada Tuhan? Kenapa masih
ada orang yang atheis? Kenapa masih ada orang yang mengaku percaya kepada Tuhan
tapi tidak terwujud dalam tingkah lakunya? Kenapa masih ada orang yang mengaku
percaya tapi tidak mengenalnya?
Penulis Amsal memberi gambaran kepada kita untuk
masing-masing pertanyaan diatas, karena pertanyaan tersebut bermuara dalam satu
pertanyaan, yaitu “bagaimana seseorang hidup dalam takut akan Tuhan dan
mengenalNya?”
Pertama, kita dapat hidup dalam takut akan Tuhan jika
menerima perkataanNya dan menyimpan perintahNya dalam hati (a.1). Sikap
seseorang menghadapi ketakutan terhadap sesuatu seringkali menyangkali rasa
takut kita kepada Tuhan. Ketika pikiran dan perasaan kita dikuasai oleh
ketakutan seringkali kita menolak FirmanNya. Ketakutan kita lebih terhadap perbuatan
dan akibatnya daripada pada terhadap keagungan, kesucian dan keadilanNya.
Kedua, jika kita berseru kepadaNya (ay. 3). Penulis
mengingatkan kita tentang waktu doa kita setiap hari. Waktu doa kita membantu
kita untuk merasakan kehadiranNya dalam takut dan gentar, dan mengenalNya lebih
dalam lagi.
Ketiga, jika kita mencari dan mengejarNya seperti
sesuatu yang kita inginkan (ay. 4). Kita mungkin mudah mendapati pernyataan
demikian, “Saya sudah mencari Tuhan tapi Ia tidak berkenan ditemui” atau “Saya sudah
mencari Tuhan tapi saya tidak menemukannya.” Sebelumnya saya ingin menyatakan
bahwa Tuhan telah mencari anda sebelum anda mencari Dia. Ketika kita tidak
menemuinya kita menganggap bahwa Ia jauh dan sulit ditemui. Kita harus ingat
bahwa Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita, Allah selalu berperan
sebagai inisiator dalam segala hal. Namun masalahnya kita tidak sungguh-sungguh
mencari Dia.
Mungkin ada
yang berpikir bahwa mencari Tuhan itu seperti mencari website tertentu yang
hanya menggunakan search engine untuk mendapatkannya. Penulis Amsal menyatakan
kepada kita bahwa seyogyanya kita mencari Tuhan seperti sesuatu yang kita
inginkan. Bayangkan saja jika anda sangat lapar (anda berada di padang gurun
yang tandus), anda pasti akan mencari makanan dengan segera, mungkin anda akan
makan apa saja dan apa saja makanannya akan terasa enak, dimanapun anda makan
tidak menjadi masalah, lalu andapun bersedia membayar dengan harga berapapun.
Nah, apakah cara kita mencari Tuhan seperti itu? Apakah kita mencari Tuhan
segera sesudah kita bangun pagi, apakah kita selalu mau melakukan FirmanNya dan
taat kepadaNya (tidak pilih-pilih Firman, pendeta, lagu, gereja), apakah kita
bersedia diutus Tuhan kemana saja, apakah kita mau bayar harga dalam menguikut
Tuhan. Mungkin kita bisa menjawab salah satu pertanyaan diatas namun kitapun
mendapati bahwa seringkali cara kita mendekati dan mencarinya telah salah. Kita
tidak mencari Tuhan karena kita terlalu sibuk dengan kegiatan sehari-hari, kita
tidak mencarinya karena dikondisikan oleh tempat yang tidak nyaman buat kita,
kita tidak mau mencari Tuhan karena kita tidak mau melakukan perintahNya,
ataupun kita tidak mau mencari Tuhan karena kita tidak mau menyerahkan segala
sesuatu dalam hidup kita kepada-Nya.
Perbaharui komitment anda untuk hidup takut akan Tuhan
dan lebih dalam mengenalNya dengan menerima perkataanNya dan menyimpan
perintahNya dalam hati, berseru kepadaNya dan mencari dan mengejarNya seperti
sesuatu yang anda inginkan.