Sabtu, 26 Januari 2008

Makna Kelahiranku bagiNya, Keluarga dan Sesama

(Sebuah refleksi bagi yang ber- Ulang Tahun)

Hidup harus memiliki makna. Makna itu dapat dimulai dari sejauh mana kita melihat kehidupan sejak kelahiran sampai hari ini. Apakah kelahiran kita sudah memberi makna bagi Tuhan, keluarga dan sesama?

I. Makna kelahiran bagi manusia. 1. Kelahiran Kain dan Habil (Anak yang diharapkan) “…maka kata perempuan itu: ‘Aku telah mendapatkan seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” (Kejadian 4:1).

Ukuran manusia: Urutan dan gender (kontras dengan Kejadian 4:2). Pada kelahiran Habil hanya dinyatakan, “Selanjutnya dilahirkannyalah habel....“ 2. Kelahiran Ishak (Anak yang dijanjikan).

“...dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikanNya“ (Kejadian 21:1).

Kelahiran bagi seorang manusia seringkali dibatasi hanya pada gender dan urutan tertentu. Jika kita meperhatikan perjalanan kehidupan Ishak sebagai anak perjanjian tidaklah seisitimewa ayahnya, Abraham, anaknya Yakub bahkan cucunya Yusuf. Sedemikian penting seseorang melihat dirinya sendiri bahkan ketika seorang melihat dirinya dihadapan Tuhan (sebagai anak perjanjian) tidaklah menentukan jalan hidup yang memiliki makna yang luar biasa.

II. Makna kelahiran bagi Tuhan, Keluarga dan Sesama

1. Kelahiran Esau dan Yakub (Anak yang bertolak-tolakkan).

“...Tuhan mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu mengandung. Tetapi anak-anaknya bertolak-tolakkan di dalam rahimnya...“ (Kejadian 25:22)

2. Kelahiran Musa dan Yesus (Anak yang menderita)

“......Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: “Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani.......Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; lalu mengandunglah ia dan melahirkan anak laki-laki....“ (Keluaran 1:22 - 2:2)

Kelahiran bagi Allah tidaklah dibatasi oleh peristiwa-peristiwa yang menyakitkan bahkan tragis sekalipun. Jika kita meperhatikan konflik Esau dan Yakub berakhir manis dan penuh peng- ampunan. Tidak ada yang tidak dapat diselesaikan jika Allah memanggil kita untuk berdamai dan bersikap rendah hati. Kelahiran Musa dan Yesus beraada pada situasi yang sangat kacau dan jeritan menyayat bayi-bayi yang terbunuh. Namun dalam situasi seperti itupun Allah merencankan keselamatanNya bagi kita.

Refleksi: Apakah makna kelahiran anda? Sudahkah hidup anda bermakna bagi Tuhan, keluarga dan sesama?

Sabtu, 05 Januari 2008

Terjemahan Alkitab yang Terbaik?

Terjemahan Alkitab yang Terbaik?

Suatu waktu saya mendengar dari sebuah radio Kristen tentang sebuah terjemahan Alkitab berbahasa Inggris yang dinyatakan sejajar dengan teks asli Ibrani dan Yunani. Terus terang saya tersentak mendengarnya, karena sesungguhnya terjemahan bahasa Inggris tetaplah merupakan terjemahan dari bahasa aslinya. Kalaupun ada terjemahan yang saya yakini terbaik, tidak cukup bukti untuk menyatakan Alkitab terjemahan bahasa Inggris tersebut sebagai Alkitab yang paling tepat, kata demi kata dengan bahasa aslinya. Advertisement tersebut menyatakan bahwa King James Version sebagai terjemahan yang sesuai atau tepat dengan bahasa aslinya. Apakah benar demikian? Jika memang terjemahan King James yang paling baik, apakah sisi terbaik dari terjemahan ini? Jika King James Version bukan 100% yang terbaik, maka apa buktinya? Melihat sisi baik dari terjemahan KJV maka kita akan melihat terjemahan yang “paling ber- pengaruh di zamannya”[1]. KJV merupakan terjemahan bahasa Inggris yang paling banyak digunakan dan tersebar banyak ke berbagai pelosok mengingat beberapa organisasi Kristen atau pekabar Injil turut menyebar luaskan melalui Alkitab gratis versi King James Version (salah satunya The Gideons). Salah satu pengaruhnya adalah banyak orang telah mengenal Injil melalui terjemahan KJV. Melihat sisi yang kurang dari terjemahan King James maka pertama-tama kita akan men- dapati masalah yang berhubungan dengan terjemahannya, yaitu kita diperhadapkan dengan bahasa yang selalu berubah menurut zamannya. Banyak orang telah me-ngetahui bahwa kata-kata dalam terjemahan KJV seperti "Thou" untuk Allah bukan lagi kata yang dapat mudah dimengerti pada zaman ini. “Ada kata-kata yang sudah tidak dipakai lagi, dan ada kata-kata yang sudah berubah arti. Yang kedua ini tentunya lebih parah untuk pembaca sekarang”. Apalagi jika kata-kata tersebut diterjemahkan dalam bahasa Indonesia atau orang-orang yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris. Kecenderungan kesalahan pengertian menjadi tajam dan berbahaya. Ada beberapa blog atau tulisan yang menyerang kekristenan saat dengan meng- guna-kan Alkitab terjemahan KJV sebagai acuan. Salah satunya mereka mengkritisi Alkitab karena kekristenan dianggap memiliki Allah yang beranak-pinak. Mereka menggunakan kata "begotten" dalam teks Yohanes 1:14, 18 versi KJV dan Pengakuan Iman Nikea yang dalam terjemahan orang Indonesia berarti "diperanakkan".

Penggunaannya menjadi rancu pertama-tama karena teks KJV tersebut menggunakan bahasa Inggris klasik. Bagi orang Inggris tulen tidak perlu dipermasalahkan karena maksudnya bagi mereka telah sangat jelas. Tapi bagi yang bukan orang Inggris dan mengerti bahasa Inggris klasik menjadi "syak" (Lihat penjelasannya secara lengkap dalam halaman lain blog ini). Jadi jelas, Alkitab terjemahan versi King James menuntut seseorang mengetahui terjemahan bahasa Inggris klasik atau paling tidak pembaca dapat membandingkan artinya dalam teks Yunani. Kesulitan lain yang ditemukan dalam penggunaan versi King James adalah masalah pembaca yang kurang mengenali sejarah penterjemahan itu sendiri. Kita perlu mengetahui bahwa Alkitab Perjanjian baru versi King James bukan saja bersumber dari manuskrip atau tulis- an-tulisan dalam bahasa Yunani, namun juga Latin. Teks Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani sebagai bahasa yang paling populer pada masa itu. Namun perkembangan bahasa yang “mendunia” tercatat bergerak dari bahasa Yunani ke bahasa Latin. Sehingga banyak salinan teks yang tertulis dalam bahasa latin. King James menggunakan kedua sumber bahasa tersebut. Hasilnya, kita akan mendapati teks terjemahan King James yang diberi tanda bintang (Lihat tanda * dalam I Yohanes 5:7-8 KJV; LAI - Lembaga Alkitab Indonesia memberi tanda kurung) sebagai acuan mengetahui bahwa ada teks Latin yang diterjemahkan di sana. Tanda ini jelas bagi pembaca King James yang teliti dan kritis, namun bagi orang-orang yang menilai negatif menyerang Kekristenan dengan menggeneralisasi bahwa Alkitab adalah hasil editan, bukan yang asli.

Kemudian, mengamati perbedaan versi KJV dengan versi lainnya kita menemukan adanya per- bedaan teks yang diterjemahkan dan digunakan oleh KJV. Disini kritik teks melakukan pekerja- annya untuk menentukan apakah KJV berasal dari teks Yunani terbaik. Hasilnya, permasalahan terbesar dari KJV adalah teks Yunani yang digunakan:

Teks Yunaninya (KJV) bukan yang terbaik yang kita miliki sekarang, seperti tercantum dalam Nestle dan UBS Greek NT edisi terakhir (yang menurut para ahli sudah sangat mendekati tulisan otograf). Teks sumbernya adalah teks yang rusak ("corrupt" istilah Inggrisnya), sebab ada banyak kekurangan, berbeda dengan teks sumber yang sekarang dipakai para penerjemah Alkitab.Jadi kalau ada nas yang tercantum dalam KJV tetapi tidak ada dalam terjemahan modern seperti NIV, maka itu disebabkan bukan karena penerjemah modern lupa mener- jemahkannya, tapi memang teks termaksud tidak ada dalam naskah Yunani yang tertua dan terbaik. Begitu juga kalau artinya berbeda antara KJV dan terjemahan modern.[2] Kita mendapati bahwa KJV tidak saja menggunakan kedua terjemahan Yunani dan Latin namun juga menggunakan teks yang ditemukan kemudian memiliki kesalahan-kesalahan.

Kesimpulan:

Pertama, memahami Alkitab bukan dimulai dari terjemahan terbaik. Terjemahan tetaplah sebuah terjemahan yang dimaksudkan agar pembaca mengerti.

Kedua, strategi penjualan Alkitab setidaknya dilakukan menurut norma-norma yang dipahami bersama. Jangan ada legitimasi tanpa dasar yang akhirnya semakin membawa pembacanya kepada pemahaman yang salah.

Ketiga. terjemahan KJV merupakan alternatif dalam memahami adanya teks Latin yang turut diterjemahkan dalam bahasa Inggris, namun terjemahan ini dapat membuat orang salah pengertian karena kekurang pahaman pembaca terhadap tanda-tanda yang diberikan oleh penerbit, pemahaman atas sejarah terjemahan yang digunakan sebagai sumber maupun kurangnya pengetahuan pembaca terhadap teks Yunani yang ada. Karena itu, sebaiknya kita melakukan pembandingan terjemahan sebelum memberikan penilaian atas terjemahan tertentu, maupun teks Alkitab secara keseluruhan. Gunakanlah pembanding Alkitab bahasa Inggris lain yang menterjemahkan hanya dari sumber teks Yunani yang tertua dan terbaik. Tanyakan lebih lanjut kepada pendeta, rohaniawan, pakar biblika atau tuliskan pertanyaan anda ke kolom komentar dari blog ini.


[1]Krespondensi Penulis dengan salah satu pengamat penterjemahan Alkitab, P.K. melalui email Jumat 04 Januari 2008

[2] Krespondensi Penulis dengan salah satu pengamat penterjemahan Alkitab, P.K. melalui email Jumat 04 Januari 2008 didukung oleh Catatan Preface dari The New Testament, Revised Standard Version, Thomas Nelson and Sons. “…The King James Version of the New Testament was based upon a Greek Text that was marred by mistakes, containingthe accumulated errors of fourteen centuries of manuscript copying..”