Kamis, 27 November 2008

Berani Tampil Beda

Bertekun dalam Pengajaran

Bagi sebagian orang kegagalan Saul tampak jelas ketika ia berusaha membunuh Daud karena iri hatinya. Sebagian orang lagi mungkin melihat Saul sebagai hamba yang diurapi dan kehilangan “mahkotanya“ karena Ia lebih menaati keinginan hatinya daripada perintah Tuhan kepadaNya. Tapi pernahkan kita berpikir, bagaimana Yonathan mengenal Tuhan dengan baik di masa kanak-kanaknya. Saul bertumbuh sebagai seorang raja yang semakin gila “kuasa“, namun kita tidak bisa meniadakan bahwa Yonathan mengalami masa kanak-kanak ketika ayahnya masih megikuti kehendak Allah. Setidaknya kita melihat persahabatan Yonathan sebagai persahabatan dalam kebenaran. Kebenaran itu hidup dalam diri Yonathan sehingga ia dapat membedakan apa yan baik dan yang berkenan dihadapan Allah.

Ketekunan ini mengingatkan kita tentang jemaat mula-mula. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan (Kisah Para Rasul 2:42). Ketekunan kita dalam pengajaran membuat kita berbeda. Ketekunan dalam pengajaran tidak menutup mata kita hanya pada teladan yang baik saja, namun juga pelajaran-pelajaran yang dapat kita petik dari kesalahan orang lain. Ada banyak orang yang mengikuti pengajaran hanya karena tradisi turun-temurun, kalau orang-orang yang mendahului kita salah maka selanjutnya kitapun akan melakukan kesalahan yang serupa. Namun tidak demikian dengan Yonathan. Ketekunannya dalam kebenaran dapat melepaskan dirinya dari kesalahan serupa yang dilakukan oleh ayahnya. Disini kita mendapati bahwa pertentangan bisa terjadi diantara generasi muda dan tua, namun tidak menutup kemungkinan juga pertentangan dapat terjadi antara pribadi dan lingkungan yang ada.

Pertanyaannya sekarang adalah: apakah kita tahu kebenaran (Yesus) itu? sejauh mana kita bersekutu dan dekat dengan kebenaran itu? sejauh mana kita diterangi oleh kebenaran melalui FirmanNya setiap hari?

Tidak ada komentar: