Pergumulan melawan dosa dalam hidup kita tidaklah sama. Ada yang bergumul melawan cobaan yang mendatangkan dosa, namun ada yang bergumul dari jerat dosa. Yang satu disebut pencobaan sementara yang lain disebut kecanduan.
Pergumulan melawan dosa yang datang mencobai kita kadang membuat kita kalut dan tidak dapat berbuat apa-apa. Kadang dosa membuat kita bereaksi cepat dengan berdoa, membaca Firman Tuhan, menangis dihadapan Tuhan namun pada kenyataannya kemenangan tak kunjung datang dalam hidup kita.
Apa penyebabnya? Jelas hal ini dsebabkan kita tidak dapat membedakan antara cobaan (temptation) dan kecanduan (addiction). Kita tidak dapat luput dari dosa yang menjerat kita karena kecanduan hanya karena kita berdoa dan menghafal Firman Tuhan. Seseorang yang kecanduan memerlukan orang lain yang dapat membimbing dirinya secara rohani. Kecanduan tidak dapat dikalahkan begitu saja dalam hidup kita.
Di lain pihak, kita sebenarnya kita terjebak dan “pusing” ketika kita sedang dicobai karena ketika pencobaan itu datang kita seringkali merasakan bahwa kita sudah jatuh dalam dosa. Apakah anda sering merasakan demikian? Martin Luther pernah mengatakan, “ biarkan burung beterbangan diatas kepala anda namun jangan biarkan brurung-burung itu membuat sarang diatasnya”. Perkataan itu memberikan arti bagi kita bahwa ada peperangan yang tidak kita perlu kuatirkan, yaitu ketika cobaan datang kepada kita. Kekuatiran mendatangkan reaksi dan ketakutan yang tidak perlu dan akhirnya melemahkan dan menjatuhkan kita.
Sekarang anda bisa mendata, apa saja yang merupakan cobaan dan adiksi yang melekat dalam diri anda; apa yang sebenarnya anda bisa perangi dan mana yang tidak mudah untuk dikuasai; buatlah pengakuan terhadap dosa yang sedang anda gumulkan dihadapan Tuhan; kemudian mintalah TUhan untuk menolong anda menang atas dosa dan cobaan dalam hidun anda.
Baik pencobaan maupun adiksi diatasi oleh kuasa Tuhan namun dengan cara yang berbeda. Kalau kita dalam adiksi maka ada kemungkinan kita tidak memiliki Roh Kudus atau dalam arti lain kita belum menerima Yesus sebagai juruselamat . Karena itu kita perlu menerima Yesus sebagai juruselamat sehingga kuasa RohNya bekerja memampukan kita untuk melawan adiksi kita. Ingat, anda perlu bantuan seorang rohaniawan, pendeta, pastor yang telah lebih dulu hidup dalam iman kepada Yesus untuk membantu anda. Mungkin andapun perlu seorang konselor Kristen untuk mengadakan beberapa kali pertemuan untuk hasil yang terbaik. Seorang yang sedang dalam adiksi seperti seorang yang terbawa arus, tenggelam dan tidak bisa menolong dirinya sendiri. Jadi anda sungguh perlu Yesus untuk menang dan lebih baik jika andapun menemukan seseorang yang akan berperang bersama –sama dengan anda atas adiksi tersebut.
Bagaimana dengan cobaan? Mengapa ketika kita dicobai tetap ada kemungkinan kita jatuh? Kita jatuh dalam dosa ketika kita dicobai karena kita seringkali mengandalkan kekuatan kita sendiri untuk melawan dosa. Kita menganggap setelah kita percaya kepadaNya lalu kita menggunakan “dalam Nama TUhan Yesus” maka persoalan selesai. Tidak!! Kita tidak sedang menyuruh TUhan menyelesaikan apa yang seharunya kita hadapi bersama dengan Dia. Perhatikan kalimat doa Tuhan Yesus ketika Ia mengatakan, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”. Maksud doa tersebut jelas mengajarkan kita untuk BERDOA meminta Tuhan Yesus dalam kesadaran bahwa pencobaan tidak dapat kita tangani sendiri. Yesus ada di dalam hati kita untuk bekerja bersama dengan kita dalam penyerahan untuk dipimpin dalam kuasaNya bukan dengan kuasa kita sendiri. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa “di dalam kelemahanmu nyata kekuatan Tuhan”. Kekuatan yang kita miliki untuk melawan dosa datangnya dari Tuhan saja.
Lalu, apakah doa dan penyerahan yang memberi kita kuasa untuk melawan dosa sudah cukup? Belum cukup. Kita tidak diminta untuk bedosa hanya dalam saat kita dicobai, namun saat kita tidak sedang dicobai, berdoalah dalam roh senantiasa sehingga hal ini membuat anda waspada terhadap cobaan yang datang dalam diri anda, maupun orang-orang percaya lain yang juga membutuhkan doa anda.
Kemudian, perhatikan persiapan anda dengan mengetahui bahwa posisi kita telah dibenarkan di dalam darahNya, karena itu ikatkan kebenaran itu dalam pinggang anda. Status anda menjelaskan sikap anda yang siap berperang untuk kebenaran FirmanNya. Langkah berikutnya adalah kuasailah diri dan jagalah hati kita dalam kebijaksanaan yang datang dari FirmanNya sehingga pelindung (dada). Siapkan perisai iman yang mematahkan panah-panah si iblis dengan kerinduan anda untuk mendengar FirmanNya karena dalam kesetiaanNya dan kepastian akan jalan keluar ada ditanganNya. Lalu gunakan pedang Roh, yaitu Firman Allah. Berbeda dengan adiksi yang bekerja melekat dalam diri kita, cobaan bekerja dari “luar” diri kita. Yesus mengalami pencobaan bukan dari keberdosaanNya namun Iblis mencobainya. Karena itu kita perlu memperkatakan Firman TUhan seperti menggunakan pedang yang akan mengahalau iblis. Pakailah ketopong keselamatan yang memberikan jaminan bahwa peperangan kita bukan peperangan yang membawa anda kepada lautan api dan neraka, namun peperangan yang akan membawa kemenangan didalam Yesus Kristus. Hal terakhir yang jangan dilupakan adalah beritakanlah keselamatan (kasut kerelaan memberitakan Injil), yaitu pendamaian bagi orang-orang sekitar kita yang selama ini menjadi seteru Yesus karena mereka berbuat dosa dan dalam kuasa si iblis. Nyatakanlah kemenangan Kristus dari dosa, dan kemenangan anda dalam Kristus Yesus (Efesus 6:14-20).
Jadi, sekarang kita telah siap berperang dan menang bersama dengan Yesus. I Dare You to Move.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar