Senin, 09 Maret 2009

Orisinalitas Iman Kristen

Orisinalitas Iman Kristen Matthew 25:31-46
Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing (25:32) Ada banyak kasus yang terkuak sehubungan dengan kepalsuan manusia di Indonesia, mulai dari kasus korupsi, perselingkuhan, ijazah palsu sampai daging “gelondongan” yang tampak besar namun tidak sehat untuk dikonsumsi. Yesus berbicara tentang orisinalitas iman Kristen diantara kepalsuan dunia. Ia me-misahkan domba dari kambing. Perumpaman tentang penghakiman terakhir yang disampaikan oleh Tuhan Yesus dimaksudkan untuk menyadarkan kita agar menampakkan orisinalitas atau kemurnian iman kita dalam kehidupan Kristen sehari-hari. Ada tiga hal yang perlu diamati untuk menentukan orisinalitas iman Kristen seseorang. Pertama-tama, orisinalitas iman dinyatakan dalam hubungan pribadi dengan Tuhan. Orisinalitas ini menyatakan ada atau tidaknya hubungan kitta sebagai domba dengan Allah sebagai Gembala. Kedua, orisinalitas iman dinyatakan ketika kita mecondongkan hati untuk mendengarkan FirmanNya. Sebagaimana domba mendengar suara GembalaNya demikian kita selalu mau mendengar dan menaati FirmanNya. Karena kita mendengar suara panggilanNya, maka secara otomatis Allah dapat dengan mudah memisahkan domba-dombaNya dari kambing (ay. 32). Ketiga, orisinalitas iman bukanlah urusan vertical saja, namun juga urusan horizontal. Bahkan inilah yang paling membedakan domba dari kambing. Orang-orang yang memiliki orisinalitas iman Kristen adalah orang-orang yang memperlakuan sesamanya sebagaimana ia memperlakukan diri Yesus (ay. 40, 45). Mereka tidak memandang “muka” (apa yang tampak “hina”) melainkan memperhatikan tiap –tiap kebutuhan orang disekitarnya. Orang yang memiliki orisinalitas iman terdorong untuk berbuat sesuatu seperti untuk Tuhan (“kamu telah melakukannyauntuk Aku”, ay. 40) Motto: Lakukanlah segala sesuatu seperti untuk Kristus Doa: Tuhan bawa kami untuk melihat kebutuhan orang-orang disekitar kami dan memperlakukan mereka sebagaimana kami akan melakkanNya untukMU. Amin

Belajar dari Sejarah

Belajar dari Sejarah 1 Korintus 10:6-11
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,... .Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. (10:6,11)
Orang seringkali menyatakan “keledai tidak jatuh untuk kedua kalinya ke dalam lobang yang sama” atau “orang yang tidak belajar dari sejarah akan mengulangi kesalahan yang sama”. Kedua pernyataan itu membawa kita kepada pengertian bahwa belajar dari sejarah itu sangalah penting. Peristiwa-peristiwa masa lalu patut dijadikan contoh untuk kehidupan masa kini. Ironisnya sebagian orang menyalahkan masa lalunya sebagai penyebab rusaknya masa depan mereka. Diantaranya, ada yang menganggap kegagalan mereka disebabkan oleh tindakan orangtua mereka yang kejam atau keretakan rumah tangga. Apapun alasan masa lalu kita, Firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak meniadakan pengalaman sepahit apapun dalam kehidupan kita. Tuhan mengajarkan kita dari keteladanan yang buruk di masa lalu untuk tidak melakukan penyembahan berhala dengan bersekutu dengan roh-roh jahat (ay. 7, 20); tidak melakukan percabulan secara rohani dengan mengadakan korban bagi allah lain, turut memakannya, bahkan menyembahnya (ay. 8, Bilangan 25:1-2); tidak mencobai Tuhan dengan menghina segala pemberianNya (ay. 9, Bilangan 21:5); tidak bersungut-sungut dan bersepakat untuk mengadakan pemberontakan terhadap kehendak Allah (ay. 10, Bilangan 16:12). Allah memberi peringatan kepada kita dari peristiwa-peristiwa tragis dan menyedihkan. Ia bekerja di dalam pengalaman orang lain yang patut dipelajari oleh kita semua. Ia juga turut bekerja dalam setiap pengalaman pahit yang kita alami agar kita tidak menginginkan hal-hal yang jahat seperti apa yang telah diperbuat oleh orang lain (ay. 6) maupun oleh diri kita sendiri. Allah ingin memperingatkan kepada kita bahwa hukuman yang mendatangkan maut itu nyata dan juga berlaku sebagai peringatan bagi kita di masa kini (ay. 11). Motto: Belajar Fiman Tuhan membuat kita mawas diri terhadap keinginan yang jahat dan pergaulan yang buruk Doa: Tuhan terangilah kami selalu dengan FirmanMu agar kami tidak melakukan kesalahan yang sama dan mendukakan hatiMU. Amin