Selasa, 07 April 2009

Membasuh Kaki – Washing Feet (Bag. 2)

Alasan-alasan khusus yang memungkinkan pembasuhan kaki dilakukan diberbagai kesempatan waktu dan tempat:

Textual Interpretation: Menafsirkan berdasarkan apa yang tertulis secara apa adanya terhadap teks.

Kita akan mendapatkan bahwa membasuh kaki dapat dilakukan berdasarkan bukti teks yang menyatakan tujuan Yesus melakukan pembasuhan kaki:

1. Kasih (Yohanes 13:1); 2. Kerendahan Hati (13:3-4); 3. Teladan(13:15)

Alasan-alasan khusus yang kurang mendukung pembasuhan kaki dilakukan diberbagai kesempatan waktu dan tempat.

Textual Interpretation:

1. Yesus membasuh kaki murid-muridnNya. Ini berarti bahwa Yesus membasuh kaki orang-orang yang sudah menjadi muridNya. Jadi, orang yang dibasuh kakinya adalah orang yang telah menjadi murid Kristus atau telah dimuridkan.

2. Yesus membasuh ke dua belas muridNya. Yesus tidak melakukan pembasuhan dihadapan orang banyak sama seperti saat Ia memberi makan lima ratus orang. Ia melakukannya bukan dihadapn publik, bukan dalam jumlah besar tapi dalam kelompok dua belas murid. Intensitas pemaknaan dari tindakan Yesus diharapkan didengar dan dipahami oleh muird-murid. Itu sebabnya Petrus yang “tidak mengerti” kembali mendapatkan peneegasan maksud oleh Tuhan Yesus.

Word and Grammatical Interpretation: Menafsirkan berdasarkan prinsip-prinsip tata bahasa asli Alkitab.

Kalimat yang perlu digaris bawahi untuk ditafsirakan secara grammatical adalah: “For I have given you an example, that ye should do as I have done to you” (KJV). Kalimat ini penting karena Yesus tidak saja memberikan kita teladan, namun Ia meminta untuk murid-muridNya melakukan hal yang serupa. Kata “do” atau “berbuat” berasal dari kata Yunani, poios , quality. To make; to endow a person or thing with certain quality. Poieo may well refer to doing once for all, the producing and bringing forth something which, when produced, has an independent existence of its own (Spiros Zodhiates p. 931). Arti kata “berbuat” menjelaskan kepada kita bahwa tindakan membasuh kaki dikategorikan sebagai tindakan yang dikerjakan menurut kualitas tertentu. Perbuatan ini dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang berdiri sendiri. Jika demikian maka, perbuatan membasuh kaki yang dilakukan oleh Yesus tidak secara asal dilakukan. Ia melakukanNya agar murid-muridNya dapat melakukan hal yang sama, menurut kualitas yang diajarkanNya kepada murid-muridNya. Arti kata “berbuat” menjelaskan kepada kita bahwa mencuci kaki bukanlah sesuatu yang dilakukan sembarangan. Sesuatu yang dilakukan dengan pertimbangan lebih dari tindakan itu sendiri. “It’s bring out more the object and end of an act” (Zodhiates, p. 931).

Secara gramatika kata “berbuat” merujuk pada tindakan yang dilakukan secara terus-menerus (present subjunctive). The subjunctive mood suggests that the action is subject to some condition (Zodhiates, p. 868). Tindakan membasuh kaki merupakan teladan yang dilakukan Yesus dalam sebagian kondisi tertentu (bandingkan dengan kata “menganiaya” Matius 10:23). Karena itu, kita harus memperhatikan bahwa “perbuatan” membasuh kaki merupakan kewajiban yang terbatas, kewajiban yang berada dalam konteks murid-murid Yesus (Yohanes 13:13). Jika kita ingin memperluasnya diluar konteks murid-murid Yesus, maka ada kemungkinan kita telah melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak diwajibkan bagi kita atau kita bisa melakukannya dengan sangat berhati-hati, tidak gegabah, tidak menyederhanakannya, apalagi menggampangkan menurut keinginan kita sendiri.

Keduanya (studi kata dan gramatika) memiliki konsekwensi , mulai dari “menambahkan apa yang sudah tertulis” (Wahyu 22:18) sampai sebuah tindakan yang tidak memiliki kualitas tertentu, bahkan bertentangan dengan apa yang dilakukan oleh Yesus kepada murid-muridNya.

Tidak ada komentar: