Senin, 20 April 2009
Membasuh Kaki – Washing Feet (Bag. 7)
Kesimpulan:
Jadi apa yang dapat kita pelajari dari semua ini. Kita menyadari secara penuh bahwa praktek “membasuh kaki” dapat dilakukan oleh pemimpin rohani manapun dan dapat memberkati orang yang mengalaminya. Namun disisi lain, secara umum tidak semua orang mendukung hal itu dilakukan. Apalagi ada indikasi bahwa tidak semua yang menganggap dirinya “pemimpin rohani” sungguh-sungguh menghayati makna dan tujuan “pembasuhan kaki” tersebut.
Kemudian, pandangan Alkitabiah memberikan keterangan kepada kita bahwa tidak semua yang dilakukan bisa dibenarkan secara teks. Ada alasan-alasan yang membatasi secara tektual, studi kata, tata bahasa (gramatika), kontekstual dan latar belakang budaya. Bahkan, berdasarkan pengalaman, kita belajar bahwa jika pemahaman terhadap tindakan itu tidak dihayati oleh pelaku dan penerimanya maka hasilnya akan “nol” ataupun negatif. Sekarang jika anda ingin melakukannya, pertanyaannya adalah, Siapakah yang terlibat di dalamnya? Apakah mereka sudah mengerti makna dan tujuan “pembasuhan kaki”? Berdasarkan tingkat kedewasaan rohani dan konteks budaya mereka , tanyakan: Apakah mereka mampu mengerti maknanya?Apakah anda telah mengadakan persiapan yang matang? Apakah anda sudah memikirkan langkah-langkah yang akan anda ambil? Apakah pernah terpikir oleh anda bahwa tindakan kerendahan hati, pelayanan dan kasih anda tidak saja ditentukan oleh satu tindakan “membasuh kaki”? Jika, ya, maka pertanyaannya bagi saudara/I : apakah anda telah melakukan tindakan yang menunjukkan kerendahan hati dalam pelayanan dan kasih saudara sehari-hari sebelum anda mencuci kaki orang lain? Lalu, setelah anda melakukannya, apakah anda mendapati bahwa sekarang anda secara konsisten melayani dengan kerendahan hati dan kasih?
Remember: Jesus show His humility, Servant-hood and act of services in the world since His birth to His Resurrection. How about you?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar