Jumat, 17 Juli 2009

Kehidupan Seorang Berhikmat Dikenal dari Buahnya yang Mendatangkan Keamanan dan Perlindungan

“…maka mereka akan memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh rencana mereka.Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya.Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka." Amsal 1:31-33 Kita tidak dapat menilai seseorang dari penampilannya atau tampak luarnya saja. Kita dapat mengetahui seseorang terutama dari buah perbuatannya. Setidaknya demikian kalimat yang sering diperdengarkan oleh pengkhotbah, pendeta, jemaat ataupun orang-orang di lingkungan gerewaji pada umumnya. Penulis Amsal mendorong kita untuk berpikir lebih jauh, yaitu bukan saja perkara perbuatan yang dihasilkan seperti buah dari pohon, melainkan juga apa yang akan dimakan dari pohon yang menghasilkan buah yang buruk. Perbuatan-perbuatan yang buruk maupun jahat akan dituai oleh barangsiapa yang melakukannya dan merencanakannya (ay. 31b). Kemudian Penulis Amsal menjelaskan tentang akibat dari perbuatan buruk yang dilakukan oleh orang yang tak bepengalaman, yaitu berupa kematian. Hal ini terjadi karena keengganannya untuk menerima nasihat (ay. 30a) Sementara itu kelalaian yang berakibat kebinasaan terjadi karena orang bebal menolak segala teguran (ay. 30b). Lalu bagaimana kita mengupayakan agar diri kita tidak menjadi orang-orang tidak berpengalaman yang dibunuh oleh keengganan dan menjadi orang-orang bebal yang dibinasakan oleh kelalaian kita sendiri. Pengecualian disebutkan oleh penulis Amsal, yaitu jika kita berpaling dan mendengarkan hikmat daripadaNya. Hikmat akan memberikan rasa aman dan terlindungi dari kedahsyatan malapetaka (ay. 33).

Tidak ada komentar: