Minggu, 05 Juli 2009
Menjadi Bijak - Amsal 1:1-7
Salomo mempunyai tiga (3) tujuan penting dalam menuliskan kitab Amsal ini: Pertama, untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata bermakna; Kedua, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran; Ketiga, untuk memberi kecerdasan kepada orang-orang yang tak berpengalaman dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda. Salomo kemudian menyatakan bahwa ketiga tujuan penting diatas tidak akan mungkin tercapai jika seorang yang ingin menjadi bijaksana tidak mengindahkan perintah, “baiklah”, untuk mendengar dan menambah ilmu (belajar).
Lalu, apakah untuk memenuhi tujuan tersebut menjadi sangat sulit? Tentu saja tidak. Salomo menyatakan, untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka teki orang bijak dimulai dari “Takut akan Tuhan”, ay. 7. Namun bukan berarti untuk menjadi bijak itu menjadi perkara sepele karena tantangan terbesar untuk menjadi bijak adalah berada ditengah-tengah orang bodoh. Bayangkan saja jika kita dipengaruhi oleh orang –orang disekitar kita yang secara langsung atau tidak langsung menghina hikmat dan didikan. Orang-orang yang “tidak takut” akan Tuhan dan orang-orang yang memberikan kita hikmat yang berpusatkan pada diri sendiri.
Amsal 1:1-7 meneguhkan pernyataan bahwa “segala sesuatu dimulai dari Tuhan”. Pertanyaanya bagi kita hari ini mungkin, “Sudahkah kita hidup dalam takut akan Tuhan?” Ingat, jika kita mengatakan ya, itu berarti kita mengawali hidup dengan hikmat dan Ia akan memimpin kita dalam setiap situasi, peristiwa dan keputusan yang kita harus ambil hari ini.
Doa: Tuhan, aku mau mendengarkan hikmatMu dan aku mau belajar dariMu. Ajar aku untuk selalu hidup dalam takut akan Tuhan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
good posting!
good posting!
Posting Komentar