
Teks: Kisah para rasul 2:35
Ada seorang pemuda bertanya kepada temannya, apakah artinya “duduk disebelah kanan”Allah Bapa? Pemuda tersebut bertanya demikian karena ia ingin menguji dan menjatuhkan temannya. Karena itu, pemuda tersebut melanjutkan kalimatnya sebagai berikut: “Kalau Yesus disebelah kanan Bapa, maka disebelah kirinya siapa? Kosong dong?
Kalau pertanyaan itu diajukan kepada saya, maka saya akan menjawabnya begini: Kamu MAU? Ha...ha...duduk aja kalau kamu yakin atas keberadaanmu dan keselamatanmu di surga.......hee...he...
Kedua paragraph diatas adalah suatu ironi. Paragraph pertama mengemukakan ironi dari segi pengetahuan pemuda yang menguji temannya. Karena dengan membaca buku karangan Gorys Keraf di SMA atau pada masa perkuliahan seharusnya kita lebih berhati-hati tentang gaya bahasa dalam tulisan atau buku-buku yang kita baca dan tidak bergegas menguji orang lain.
Paragraf kedua adalah ironi karena ada orang yang berkomentar terhadap sesuatu tanpa mengetahui kedudukannya dihadapan Tuhan secara jelas. Lebih baik bertanya daripada mem-beri komentar terhadap sesuatu yang tidak sepenuhnya kita dimengerti.
Namun, mari kita tanggapi pertanyaan pemuda yang bertanya atau menguji temannya tersebut, karena mungkin itu menjadi pertanyaan bagi kita semua dihadapanNya.
Pertama, kita perlu mengambil salah satu contoh ayat yang menggunakan kata-kata “duduk disebelah kanan“. Studi kata mengarahkan kita kepada kata “kanan“ dari kata Yunani “dexios“. Dexios atau kanan secara literal adalah kanan sebagai lawan dari kiri, tangan kanan atau disamping kanan. Kata “dexios“ bukan saja diartikan secara literal namun juga kiasan. Sementara itu, kata "duduk" diartikan dalam gaya bahasa tertentu. Alkitab dan buku-buku lainnya terkadang mengemukakan ide dari penulisnya dengan menggunakan gaya bahasa tertentu. Setidaknya ada tujuh gaya bahasa yang kita dapati dalam Alkitab, yaitu: metafora, simile, personifikasi, hiperbola, ironi, euphemisme, dan anthropomorisme. Kata “duduk“ yang digunakan memiliki gaya bahasa anthropomorisme. Gaya bahasa ini menggambarkan Allah sebagai pribadi yang memiliki keberadaan manusia atau anggota tubuhnya (Contoh lainnya: “carilah wajahNya selalu“ I Tawarikh 16:9). Anthropomorisme mengidentifikasikan atribut atau sifat yang melekat dari kedudukan atau kehadiran Tuhan. Spiros Zodhiates mengungkapkan studi kata "kanan" berdasarkan konteksnya sebagai berikut: “A person of high rank who puts someone on his right hand gives him equal honor with himself and recognizes him as of equal dignity“. Jadi “duduk disebelah kanan” merupakan kiasan (alegoris) yang menyatakan kedudukan Pribadi Yesus dan menempatkan diriNya sebagai Allah.
Analoginya, jika saya menyatakan bahwa keponakan saya duduk dibangku SMP Kanisius atau SMA Pangudi Luhur, maka saya sedang berbicara tentang keberadaan sekolah mereka tanpa harus menyebutkan bangku ke berapa, kelas berapa dan wali kelasnya siapa? Jika sebuah pimpinan perusahaan besar mewakilkan dirinya dengan mengirimkan “tangan kanannya” maka segala hormat dan otoritas berada pada wakilnya tersebut. Namun perlu diperhatikan bahwa analogi pimpinan dan wakil tidak dapat diberlakukan sepenuhnya untuk keberadaan Allah, karena Ia tidak dibatasi oleh waktu dan tempat (Omnipresence). KehadiranNya tidak dalam dua pribadi (pimpinan dan wakilnya) yang tempat dan waktunya mungkin berbeda, melainkan secara bersamaan. Kehadiran dan otoritas Yesus di dunia secara bersamaan menunjukkan kehadiran dan otoritasNya di surga. Keterbatasan manusialah yang menunjukkan kelemahan dalam melihat perspektif ruang dan waktu Allah.
Kedua, kita perlu selalu memperhatikan konteks. Kisah Rasul 2:35 tidak terlepas dari ayat sebelum dan sesudahnya. Pada ayat sebelumnya, yaitu ayat 30 menjelaskan janji Allah kepada Daud yang “telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini“ ay. 29. JanjiNya adalah “ Ia akan mendudukan seorang dari keturunan Daud sendiri diatas takhtanya“. Ia (Yesus) ditinggikan oleh tangan kanan Allah (ayat 33). Lalu ayat sesudahnya, ayat 36, memberikan kesimpulan atas maksud dari kata “disebelah kananKu“, dan “tangan kananKu“ dengan menyatakan: “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.“
Reflection:
Apakah kita tahu pasti bahwa kedudukan Yesus disebelah kanan Bapa itu artinya kedudukanNya sebagai Tuhan dan Kristus, Yang Diurapi dan Juruselamat kita? Duduk disebelah kanan Bapa? Mau? Ngga deh....bukan kedudukan saya disana. It's all for His HONOR and GLORY.
Catatan:
Referensi kata "disebelah kanan" terdapat juga dalam Matius 20:21, 23; 22:24; 26:64; 27:38; Markus 12:36; 14:62; 16:19; Lukas 20:42; 22:69; Acts 2:33, 34; 5:31; 7:55,56; Roma 8:34; Efesus 1:20; Kolose 3:1; Ibrani 1:3,13; 8:1; 10:12; 12:2; 1 Petrus 3:22; 1 raja-raja 2:19; Mazmur 45:9.
Kata “membuat“ (ay. 36) diatas diterjemahkan dalam bahasa Inggris to make, constitute, appoint. Bandingkan dengan Yohanes 6:15 yang menggunakan kata yang sama, “When Jesus therefore perceived that they would come and take him by force, to make him a king, he departed again into a mountain himself alone” (KJV). Jadi kata “membuat” bukan dalam arti “menciptakan”
Bibliography
Alkitab, Jakarta: LAI, 2001
Bible, New International Version (NIV)
Bible, King James Version
Spiros Zodhiates, The Complete Word study New Testament, Chattanooga: AMG Publishers
Spiros Zodhiates,
The Complete Word study Dictionary, Chattanooga: AMG Publishers, p. 405, 1180
Paul Pyle, Mastering Bible Study Skills. Colorado Springs: ACSI, 1999. p. 131d
1 komentar:
Dear F.P.M
Terima kasih atas masukan bapa melalui sms, yaitu:
Pesan pertama,
Apa yang menurut kamu digambarkan dengan ungkapan'duduk disebelah kanan Bapa'? Itu merupakan kunci jawaban atas pertanyaan kamu. Tangan Allah, bisa diartikan dengan antropomorfis. Duduk disebelah kanan Allah bisa diartikan antropomorfis, tetapi kalau ungkapan itu bermakna menunjukkan kuasanya sama dengan Allah, maka itu menjadi alegoris. Perhatikan makna kata alegoris sendiri.
Pesan kedua,
Jadi, kalau kamu maksudkan hanya posisnya, apakh berdiriatau duduk, maka itu antropomorfis. Kalau maknanya, itu berarti alegoris.
Dear pembaca blogger,
Saya sudah membuat perubahan sedikit tentang tulisan saya agar lebih jelas tentang kata yang bermakna antropomorfis atau kiasan (alegoris). Terima kasih juga untuk H.W (menjawab pertanyaan saya dengan sms)yang melihat makna antropomorfis dalam tulisan saya dan P.K yang memberi saran (dengan menghubunginya dengan telpon)yang melihat makna alegoris dalam ungkapan "duduk disebelak kanan".
Thank you for all your input. I can not do the best i can without any input, correction and your love. May God bless you.
Posting Komentar