Selasa, 14 Juli 2009
Teguran sebagai Tanda Kasih Sayang Bapa terhadap anakNya
Berpalinglah kamu kepada teguranku ! Sesungguhnya , aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu. Amsal 1:23
Gambaran yang diberikan ayat ini seperti gambaran yang ada dalam hubungan orangtua dan anaknya. Konteks pada ayat 8, 10 menyatakan kepada kita adanya hubungan orang tua yang mendidik dan mengajar anaknya agar mendengarkan pengalaman kedua orangtuanya (ay. 22).
Ayat ini mengingatkan apa arti teguran yang diberikan orangtua kita; bagimana kita meposisikan diri sebagai orangtua maupun sebagai anak. Kadangkala diposisi anak kita sulit sekali melihat teguran sebagai tanda kasih sayang orangtua kepada kita. Sebagai anak kita seringkali mengartikan teguran sebagai pem-batasan terhadap hak dan kebebasan seorang anak. Sementara itu diposisi orangtua kita kadang mengalami kesulitan dalam menempatkan motif kasih dalam teguran. Kalau orangtua marah kadang motif kasih itu tidaklah tampak.
Lalu, apakah berarti ayat diatas memunculkan “pertentangan”secara realita? Ya. Kalau begitu apakah ayat ini bertentangan dalam esensi apa yang dimaksudkan Tuhan kepada kita? Tentu saja tidak. Ayat ini menempatkan kita untuk melihat maksud tersebut diluar apa yang mungkin kita alami dan terapkan sehari-hari. Kegagalan melihat teguran dalam motif kasih dan mewujudkan kasih dalam teguran bukanlah kegagalan Firman Tuhan untuk berbicara dan mengarahkan maksudNya kepada kita semua.
Allah ingin kita mengetahui bahwa dialah Bapa yang mengajarkan apa artinya teguran-Nya; bagaimana kita sebagai orangtua menggunakan teguran dan bagaimana seorang anak merespon teguran yang datang sewaktu-waktu. Teguran bukanlah pelampiasan kemarahan dan pembatasan hak ataupun kebebasan kita. Teguran adalah wujud kasih dimana Bapa atau orangtua kita hendak mencurahkan isi hati. Teguran merupakan keseluruhan per-kataan yang diperlukan bagi kita semua. Ia tidak menyembunyikan isi hati dengan perkataan yang manis namun tidak mendidik. Ia tidak munafik dan menebarkan kebencian melalui kata-kata yang menyerang dan menusuk dibelakang (back stabber).
Tanyakan pada diri anda, apakah motif teguran anda terhadap orang lain? Apakah anda menyembunyikan perkataan yang seharusnya dikatakan untuk mengingatkan ataupun mengarahkan seseorang terhadap perilakunya? Apapun posisi anda sebagai orang dewasa kita diingatkan untuk menempatkan teguran dalam proporsi yang sebenarnya. Curahkan isi hati saudara, beritahu apa yang seharusnya anda katakan , berikan alasannya dan buatlah orang berpaling untuk mengathui teguran anda bermakna baginya.
Doa: Ajar aku melihat isi hatimu dan berpaling pada teguranMu! Terima kasih atas kesungguhanmu padaku, Tuhan. Beritahu seluruh perkataanMu padaku dan ajarku Bapa untuk memperhatikan teguran orangtuaku, orang-orang disekitarku. Akhirnya, Tuhan berikan aku kemampuan untuk menjadi orangtua yang menempatkan teguran bagi anak-anakku sesuai apa yang Kau ajarkan kepadaku. Dalam namaTuhan Yesus, Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar